PJJ Paling Aman pada Masa Pandemi

SMA Negeri 1 Bergas, Kabupaten Semarang, melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan mempertimbangkan kendala geografis, sinyal internet, kemampuan finansial dalam penyediaan kuota. Itu sesuai dengan surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020, yang diperkuat dengan surat edaran Sesjen Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan BDR selama Darurat Covid-19.

PJJ bahasa Inggris kami laksanakan melalui pretes, membagi materi atau modul, melaksanakan PJJ dalam jaringan (daring), PJJ luar jaringan (luring), dan evaluasi program. Pretes daring bertujuan mengecek tingkat pengetahuan dasar siswa, mengetahui kualitas penerimaan sinyal di lokasi rumah siswa, dan kesulitan siswa dalam mengunggah tugas. Jadi belajar dari rumah membuat siswa tetap bersemangat.

Materi atau modul tentang edukasi bahaya Covid-19 dalam berbagai genre sesuai dengan tingkatan kelas dan KI-KD darurat pandemi. Layanan digital yang dipakai dilandasi semangat memudahkan siswa belajar, tidak memberatkan dalam pemakaian kuota, tidak memberatkan dalam pemasangan aplikasi, dan memperhatikan kekuatan sinyal di daerah zonasi siswa.

Pada awal PJJ, saya menggunakan aplikasi Podcast dan siswa mendengarkan Podcast guru sambil menyimak modul. Pada akhir kegiatan belajar-mengajar siswa mengemukakan Podcast membuat guru serasa hadir bersama mereka. Dari segi kualitas, siswa merasa Podcast membantu belajar dan dari segi sinyal serta kuota lebih ringan.

Cukup Kaya

Pada kegiatan PJJ selanjutnya, siswa mencari informasi dalam bahasa Inggris di grup Whatsapp. Ada poster/leaflet mengenai penyebaran Covid-19, tata cara cuci tangan yang benar, protokol kesehatan ketika memasuki suatu tempat, dan video persebaran Covid-19 di setiap negara. Informasi itu menjadi teks pembelajaran yang cukup kaya. Siswa bisa mempelajari struktur teks, gramatika, dan kosakata yang digunakan. Siswa boleh membuat puisi tentang bahaya Covid-19, film pendek kampanye di rumah saja, poster tentang kampanye social distancing, dan cerita fiksi naratif.

Pada kegiatan luring, guru mengunjungi tempat yang disepakati untuk pembelajaran tatap muka dengan mengindahkan protokol kesehatan; sekolah bekerja sama dengan pemerintah desa dan orang tua dalam penyediaan tempat. Guru mendampingi siswa dalam penyelesaian karya, baik secara individual maupun kelompok kecil. Siswa bebas memilih bentuk karya. Guru menjelaskan materi yang belum dipahami ketika belajar dari rumah. Setiap sesi PJJ, guru membuat jurnal refleksi agar dapat memperbaiki pada PJJ selanjutnya. Siswa dan orang tua juga memberikan pendapat tentang PJJ. Dengan demikian, PJJ tetap menjadi aktivitas paling aman pada masa pandemi.

Yuliana Ratih Pratiwi MPd, Guru SMAN 1 Bergas, Kabupaten Semarang