PEMBELAJARAN menulis merupakan pembelajaran keterampilan penggunaan bahasa Indonesia dalam bentuk tertulis. Keterampilan menulis adalah hasil dari keterampilan mendengar, berbicara, dan membaca. Menurut Pirera dan Tasai (1995:27), prinsip-prinsip menulis adalah menulis tidak dapat dipisahkan dari membaca. Pembelajaran menulis adalah pembelajaran disiplin berpikir dan disiplin berbahasa, pembelajaran menulis adalah pembelajaran tata tulis atau ejaan dan tanda baca bahasa Indonesia, serta pembelajaran menulis berlangsung secara berjenjang bermula dari menyalin sampai dengan menulis ilmiah.
Cara mudah dalam melatih ketrampilan menulis dengan mengetahui jenis tulisan. Jenis tulisan sendiri dapat dibedakan menurut tujuan menulis, antara lain yang pertama narasi yaitu menulis tentang urutan waktu. Kedua, diskripsi yaitu karangan yang menyampaikan informasi secara spesifik/kondisi suatu lingkungan. Ketiga, eksposisi yaitu karangan yang tujuannya menjelaskan, menerangkan, dan menguraikan tentang suatu hal. Keempat, argumentasi yakni karangan dengan tujuan memengaruhi, memperjelas dan menyakinkan suatu benda atau keadaan. Dan kelima, persuasif yaitu karangan yang cara penyampaiannya dilakukan dengan tujuan memengaruhi, meyakinkan dan mengajak.
Berikut beberapa contoh keterampilan menulis dalam pembelajaran jarak jauh saat pandemi Covid-19 yang bisa diterapkan untuk peserta didik, antara lain mengarang surat, mengarang cerita nonfiksi, mengarang cerita fiksi, mengarang lukisan keadaan. Ketrampilan menulis yang lain adalah menulis berita aktual, mengarang puisi, mengarang esai, dan mengarang naskah pidato.
Tugas belajar menjadi seorang penulis tidaklah mudah, apalagi menjadi seorang penulis yang baik. Hal itu dialami anak-anak atau orang dewasa sebagai penulis pemula. Namun, tidak boleh menyerah untuk memiliki keinginan bisa menjadi seorang penulis. Saat pandemi ini, untuk belajar menulis memang sangatlah tepat. Bukan untuk anak-anak saja, namun bapak-ibu guru juga bisa belajar menjadi penulis. Belajar dari apa yang dilihat kemudian dituliskan, bisa berupa pantun, cerpen, atau puisi, bahkan tulisan yang biasa saja. Siapa tahu pada kemudian hari bisa dikembangkan menjadi menjadi sebuah tulisan. Hal itu bisa ditulis dan dijadikan buku sebagai kenangan di dunia ini. Peninggalan buku yang bermanfaat untuk semua orang, merupakan amalan yang tidak akan putus sampai akhir hayat. Semoga bermanfaat.
Erny Ambarningrum, Guru SMK 8 Semarang
Komentar Pengunjung