Selama 3 tahun ini semenjak mengenal Gerakan Sekolah Menyenangkan, saya mencoba membuat 3 group parenting (group orang tua) siswa di kelas X Animasi. Awalnya group ini sebagai penghubung informasi dari sekolah untuk orang tua/wali siswa. Group tersebut awalnya sepi, tidak ada komunikasi dua arah, ternyata penyebabnya hanya satu, ternyata orang tua tidak dilibatkan dan informasi sifatnya hanya searah. Pola pemberian informasi segera saya ubah dengan melibatkan orang tua untuk ikut sharring apa saja yang berkaitan pengalaman dalam mendidik, membimbing anak-anaknya ketika di rumah. Group ini juga sebagai wadah untuk memberikan informasi tentang perkembangan karya-karya yang dibuat anak. Dari proses ini, memberikan dampak terhadap peningkatan peran orang tua untuk memotivasi anak-anaknya, terbukti dari semakin sedikit siswa yang terlambat dalam mengirim karya-karya pada mata pelajaran produktif animasi.
Saya masih ingat ketika sebelum mengenal GSM, memberikan laporan perkembangan anak didik dalam satu semester kira-kira hanya 2 kali yaitu saat penerimaan rapport penilaian tengah semester dan akhir semester. Wajar jika permasalahan-permasalahan anak didik kita terlambat penanganannya, karena keterlibatan orang tua tidak dioptimalkan. Pola ini saya terinspirasi dari permainan bola basket, dimana penonton akan lebih fokus pada perubahan skor dibandingkan teknik permainannya. Dari inspirasi inilah, group watshap akhirnya sebagai tempat memberikan laporan jumlah karya yang sudah dikirim oleh anak, sehingga orang tua dapat melihat berapa jumlah karya yang berhasil dikirim anaknya dan yang sudah disetujui oleh para guru. Dari cara inilah, secara langsung saya mengajak orang tua untuk ikut memotivasi, mengingatkan anak-anaknya terhadap tantangan yang harus diselesaikan. Value tanggung jawab terus dinarasikan tidak hanya dari pihak guru namun orang tua memiliki peran yang sama seperti halnya guru di sekolah. Sekali lagi keterlibatan orang tua menjadi point penting di dalam group parenting ini.
Di dalam group orang tua (parenting) ini, saya sering kali sharring tentang value-value yang berkaitan dengan bagaimana mendidik dengan cara-cara yang memanusiakan manusia, sharring tentang kodrat anak kita yang berbeda-beda sehingga pantang untuk membanding-bandingkan. Dari sharring inilah, justru orang tua siswa juga ikut sharring dan memberikan informasi yang bermanfaat.
Ini salah tulisan yang dikirim oleh orang tua Farel kelas X Animasi yang sangat menginspirasi. Dalam tulisan tersebut mengajak kita semua sebagai orang tua untuk memahami, meresapi, memaknai dan mengimplementasikan untuk menuntun kodrat anak yang berbeda-beda agar mencapai juara dengan versinya masing-masing.
Bukan Lomba. Jadi orang tua jangan terlalu tegang seperti kejar target. Rileks saja. Mendidik anak bukanlah perlombaan. Bukan tentang anak siapa bisa apa, lebih dulu atau lebih banyak. Juga bukan persaingan. Kalau anak dia bisa, anakku juga harus bisa. Mendidik anak adalah tentang menemukan potensi anak yang unik dan membantunya berhasil menjadi diri sendiri dalam versi terbaiknya.
Inspiring banget, tulisan dari orang tua Farel. Dari sharring inilah justru mengajak orang tua untuk olah rasa, olah pikir dan olah laku sehingga masalah dan perkembangan anak-anak menjadi tanggungjawab bersama orang tua, guru (sekolah) dan masyarakat. Tri Ng (Ngerti, Ngrasa, Nglakoni) dan Tri Sentra (Sekolah, Keluarga dan Masyarakat) yang menjadi ajaran Ki Hajar Dewantara perlu direalisasikan bersama-sama dengan orang tua. Group parenting bukan sekedar sebagai wadah untuk memberikan informasi dari sekolah ke orang tua, namun jauh lebih penting yaitu bisa bisa saling asah, asih dan asuh demi kemajuan anak-anak kita.
Penulis: Diyarko, M.Pd.
Komentar Pengunjung