Tradisi Sambatan di Dusun Gonotimur, Desa Gonoharjo, Kabupaten Kendal

SMA Islam Hidayatullah Semarang memiliki program kegiatan siswa di kelas XI yaitu Live In. Dalam kegiatan tersebut tersebut anak-anak tinggal di desa selama 5 hari. Mereka mengikuti kegiatan induk semang (orang tua asuh) selama berada di sana. Dusun Gonotimur, Desa Gonoharjo merupakan salah satu desa yang ditempati untuk Live in. Salah satu tradisi yang ada di sana yaitu sambatan.

Arti kata sambatan menurut Kamus Bahasa Jawa Online Terlengkap berarti; disambati  : dimintai tolong; nyambat: meminta tolong ; sambat : minta tolong, keluhan. Dalam bahasa Indonesia sambat artinya mengeluh. Dalam masyarakat Jawa, sudah tidak asing lagi dengan kata ini. Sambatan sering diartikan membantu tetangga yang punya acara menikahkan anaknya atau mengkhitankan putranya. Ada yang menyebut sambatan dengan kata rewang, sinoman dan lain sebagai,semuanya mempunyai makna yang sama yaitu membantu tetangga yang mempunyai acara.

Di Dusun Gonotimur, Desa Gonoharjo Sambatan diartikan membantu tetangga yang akan menikahkan anaknya atau mengkhitankan putranya. Mereka bergotong-royong membantu tetangga tidak hanya dengan tenaga saja, tetapi juga memberikan bantuan sayur, buah, kayu bakar, daun pisang sesuai dengan apa yang mereka miliki. Di era digital dan modernisasi, kegiatan ini masih dilaksanakan untuk menjaga tradisi agar tidak punah. Biasanya 15 – 20 hari sebelum acara, orang yang akan menikahkan atau mengkhitankan anaknya akan bersilaturahmi ke tetangga dan saudara dengan tujuan untuk meminta bantuan tenaga dan mengundang ke acara pernikahan atau khitanan anaknya. Semua tetangga dikunjungi per rumah tanpa pandang bulu. Tujuannya adalah merekatkan tali silaturahmi dengan tetangga dan sanak saudara dan berbagi kebahagiaan.

Sambatan dilakukan selama 7 hari berturut-turut, sambatan diikuti semua warga dari yang muda sampai yang tua. Bapak-bapak membantu mencari kayu bakar, daun pisang, pisang, sayur di kebun, biasanya tetangga mempersilahkan mengambil di kebunnya. Ibu-ibu membantu memasak dan membuat jajan pasar, remaja putra membantu membagi undangan dan mempersiapkan acara, remaja putri bertugas menerima dan melayani tamu undangan. Mereka meluangkan waktunya untuk membantu tetangga. Warga yang bekerja biasanya datang waktu sore atau malam hari, yang tidak bekerja mereka meluangkan waktunya setiap saat ketika pekerjaan rumah sudah selesai. Berikut urutan kegiatan sambatan di Dusun Gonotimur, Desa Gonoharjo Kabupaten Kendal :

  1. Ngangkatke ulem (membagi undangan)

Ngangkatke ulem biasanya dilaksanakan H-7, tuan rumah mengundang bapak-bapak dan      remaja putra pada malam hari untuk berkumpul di rumahnya, mereka berdo’a memohon keselamatan dan kelancaran acara. Setelah berdo’a, ketua acara (lurah mantu) membagi pekerjaan seperti mengambil kayu bakar, mengambil daun pisang, membuat pawon, membagi undangan, mengambil pisang, memetik sayur, dan lain sebagainya.

  1. Marut klopo (memarut kelapa)

Marut klopo biasanya dilaksanakan H-6, ibu-ibu membawa parut dari rumah masing-masing  menuju tempat acara, biasanya tuan rumah sudah menyiapkan tempat dan kelapa. Kelapa yang diparut berjumlah 100-200 kelapa, ibu-ibu yang memarut sekitar 50 orang, meskipun sudah ada mesin pemarut kelapa, tetapi kelapa diparut secara manual karena santan kelapa lebih banyak dan lebih bagus. Santan kelapa direbus sampai keluar minyak untuk membuat jenang. Memarut kelapa bersama-sama bisa menciptakan kerukunan dan kekompakan karena mereka tidak setiap hari bertemu. Sementara ibu-ibu memarut kelapa, Bapak- bapak mengambil kayu bakar dan daun pisang di kebun, membuat pawon, remaja putra membagikan undangan.

  1. Ngudek jenang (mengaduk jenang)

Ngudek jenang biasanya dilaksanakan H-5, ngudek jenang dilakukan oleh bapak-bapak. Adonan jenang disiapkan oleh ibu-ibu, adonan jenang berupa tepung beras, tepung beras ketan, gula Jawa dan santan kelapa yang sudah menjadi minyak. Jenang digunakan untuk jajanan munjung dan menyuguhi tamu undangan. Jenang dipilih karena makanan khas tradisional daerah setempat, tahan lama dan bisa dibuat dalam jumlah banyak.

  1. Munjung (mengantar makanan)

Munjung biasanya dilaksanakan H-4, munjung artinya mengantar makanan ke tetangga, saudara, dan orang yang lebih tua. Makanan biasanya berisi nasi, lauk, sambal goreng tahu, jajanan. Munjung bisa dilakukan 1-2 hari tergantung jumlah orang yang diantar punjungan. Rata-rata orang yang diantar makanan berkisar 200-300 orang. Munjung dapat diartikan sebagai rasa syukur atas kebahagiaan orang tua yang anaknya sudah bertemu jodohnya, munjung juga bertujuan mengundang saudara, tetangga, kerabat untuk menghadiri syukuran pernikahan anaknya.

  1. Kondangan

Setelah menerima punjungan (makanan), tetangga, kerabat akan datang ke rumah orang yang menikahkan atau mengkhitankan anaknya dengan membawa sejumlah uang dan sembako (beras, gula, minyak goreng, mi kering). Ada yang menyebut kondangan dengan kata “nyumbang” yang artinya memberikan bantuan kepada tuan rumah, tidak hanya tenaga, tetapi juga uang dan sembako. Biasanya tetangga dekat kondangan dulu sebelum hari H.

  1. Sinoman

Sinoman diartikan membantu orang yang punya acara menerima tamu. Sinoman dilakukan pada saat puncak acara, waktu akad nikah atau resepsi pernikahan. Banyak tamu berdatangan, ada yang menjadi penerima tamu, membuatkan minuman, mempersilahkan mengambil makanan.

  1. Masari

Masari dilakukan 3 hari setelah acara, Masari biasanya dilaksanakan malam hari setelah maghrib, dengan membaca sholawat berjanzi. Masari bertujuan sebagai ucapan syukur acara sudah berjalan dengan lancar, dan mendo’akan pengantin menjadi keluarga sakinah, mawadah warrohmah serta pembubaran panitia.

Demikian urutan tradisi sambatan di dusun Gonotimur, Desa Gonoharjo, Kabupaten Kendal. Meskipun zaman sudah berubah tetapi tradisi ini masih tetap dilaksanakan. Meskipun partisipasi warga kurang, karena banyak yang bekerja di luar desa. Sesepuh desa berusaha mewariskan tradisi kepada generasi muda, agar tradisi ini tidak punah, karena banyak nilai-nilai kebaikan di tradisi ini. 

Penulis : Istrirochah, S.Pd. Guru SMA Islam Hidayatullah.