Turut Meningkatkan Kesiapan Kerja Peserta Didik, SMKN 6 Semarang sebagai Mitra dan Tempat Pelatihan Program “Save The Children”

Yayasan Save the Children Indonesia, foundation yang berkomitmen dalam mendukung anak-anak dan pemuda untuk memiliki masa depan yang lebih baik. Kali ini, organisasi tersebut memfokuskan kegiatannya pada pengembangan keterampilan hidup dan kesiapan kerja melalui program Skills to Succeed (S2S) di wilayah Jawa Tengah, khususnya di Kota Semarang. Program ini diimplementasikan dengan melibatkan Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan lembaga pendidikan lain sebagai mitra strategis. SMKN 6 Semarang ditunjuk sebagai salah satu mitra sekaligus menjadi tempat pelatihan bagi guru pendamping. Save the Children menyelenggarakan acara penting berupa penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 8 sekolah mitra, termasuk SMK Negeri 6 Semarang pada 12-14 November 2024.

Dalam pembukaan acara, turut hadir Kepala Seksi SMK Cabang Dinas Wilayah I, Bapak Andang Fitriadi, S.E, M.Si dan 8 kepala sekolah mitra. Tujuan dari program ini adalah untuk membekali guru dengan metodologi Social Emotional Learning (SEL) yang terintegrasi dengan prinsip Growth Mindset, inklusi sosial (GEDSI), dan keterampilan ramah lingkungan (Green Skills). Kegiatan ini diawali dengan pembukaan dan penyampaian materi oleh pihak Save the Children dan Dinas Pendidikan Jawa Tengah. Penandatanganan PKS menjadi momen penting yang menandai dimulainya kolaborasi resmi antara Save the Children dan sekolah-sekolah mitra. Selanjutnya, para guru mendapatkan pelatihan intensif terkait modul pembelajaran seperti pengelolaan emosi, keyakinan berusaha, empati, hingga manajemen stres. Program yang merupakan bagian dari Global Grant 8 ini, mengintegrasikan pembelajaran berbasis Social Emotional Learning dengan pendekatan inklusif dan ramah lingkungan. Selain menyasar siswa SMA/SMK, program ini juga menjangkau Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan memperhatikan kebutuhan khusus siswa disabilitas, seperti disabilitas netra, rungu, daksa, dan lainnya.

Pelaksanaan program ini akan berlangsung kurang lebih 1 tahun hingga November 2025 mendatang, dengan melibatkan 48 peserta yang terdiri dari kepala sekolah, guru pendamping, dan perwakilan Save the Children. Setiap guru yang telah dilatih akan berperan sebagai fasilitator untuk siswa, membimbing mereka mengembangkan keterampilan hidup yang diperlukan untuk menghadapi masa depan. Harapannya , kolaborasi yang tercipta ini dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan generasi muda yang tangguh, mandiri, dan siap menghadapi tantangan dunia kerja. Dengan pendekatan yang berfokus pada inklusi sosial dan penguatan keterampilan hidup, program ini tidak hanya meningkatkan kompetensi individu tetapi juga memberikan dampak positif bagi lingkungan sosial dan ekonomi.

Penulis: Nova Prasetyaningrum,S.Pd., Guru SMK 6 Semarang.

Editor: Megawati Retnaningtyas, S.Pd.,Gr., Guru SMKN 5 Semarang.