Lulusan SMK Pertanian Mampu Menjadi Entrepreneur Berbasis Mapel Matematika

SAAT ini angka pengangguran di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Seperti dikutip dari Sindonews yang ditulis (Yovanda, 2016 dalam Himmatul Ulya dan Afit Istiandaru, 2016), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyatakan pengangguran menjadi masalah utama dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Angka pengangguran yang tinggi sebesar 6,18% per tahun turut serta berdampak ke tingkat kemiskinan dan ketimpangan pendapatan daerah serta wilayah. Tingginya angka pengangguran tersebut dapat berakibat pada kemiskinan dan munculnya kriminalitas yang tentu tidak diharapkan oleh semua pihak.

Di Indonesia masih banyak pengangguran dan makin kecil peluang untuk mendapatkan pekerjaan bagi para lulusan sekolah. Diperlukan inovasi pengajar dalam pembelajaran untuk menumbuhkan karakter siswa seperti kerja keras, tanggung jawab, ulet, jujur, dan sebagainya, dalam karakter tersebut bisa dirangkum sebagai karakter kewirausahaan.

Karakter kewirausahaan perlu ditumbuhkan pada setiap siswa untuk membentuk jiwa wirausaha, sehingga dapat mewujudkan pembangunan ekonomi dan membuka lapangan kerja sendiri. Untuk membangun karakter kewirausahaan melalui internalisasi dalam kehidupan, pembelajaran di sekolah dibutuhkan suatu kajian yang komprehensif mengenai potensi dari mata pelajaran matematika yang diajarkan kepada siswa. Pembelajaran entrepreneur berbasis matematika dapat menjadi solusi dalam menanamkan karakter kewirausahaan kepada siswa melalui pembelajaran matematika.

Pembelajaran matematika secara tidak langsung memiliki nilai-nilai kewirausahaan salah satu contohnya materi aritmatika yang dapat mengenalkan siswa mengenai prinsip jual-beli, untung dan rugi.

Menurut Siswono (2012), cara utama menanamkan karakter kepada siswa yaitu dengan menanamkan kebiasaan-kebiasaan dan perilaku berkarakter di dalam pembelajaran di kelas secara rutin dan konsisten. Namun kenyataannya, pembelajaran matematika saat ini dilakukan terlalu formal, pemahaman siswa terhadap konsep kurang diperhatikan, dan kurang mengaitkan konsep matematika dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran entrepreneur pada siswa kelas XII di SMK negeri H.Moenadi Ungaran yang basisnya adalah pertanian dapat dilatih melalui matematika.

Salah satu ilmu matematika yang dapat melatih jiwa entrepreneur yaitu pada materi aritmatika sosial. Aritmatika sosial di dalam pembelajaran matematika mempelajari hal-hal yang berkaitan langsung dengan jual dan beli, prosentase untung dan rugi, diskon, tukar mata uang, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan perdagangan.

Menurut Setiawan (2004) aritmetika sosial merupakan materi yang menyangkut nilai mata uang dan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran aritmetika sosial dapat diawali dengan pembelajaran yang paling sederhana. Yaitu siswa dikenalkan dengan mata uang, penukaran mata uang dari satuan yang kecil ke satuan yang lebih besar atau sebaliknya, penghitungan nilai beberapa keping atau lembar mata uang, cara membelanjakan, melakukan jual beli sehingga sampai pada pengenalan untung rugi dalam persen, netto, bruto dan tara.

Dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu pembelajaran entrepreneur berbasis matematika dapat melatih siswa untuk percaya diri, berani, bertanggung jawab, berkomunikasi dengan baik, serta mandiri dalam mengambil keputusan, kreatif dan inovatif. Materi aritamatika sosial dapat membentuk karakter kewirausahaan yang dapat dijadikan modal siswa untuk menghadapi tantangan kehidupan sehingga termotivasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dengan menjadi wiraswasta yang tangguh dan handal.

Terbukti, lulusan dari SMK H. Moenadi Ungaran banyak yang menjadi entrepreneur. Ada yang menjadi pengusaha telur asin, ada yang memproduksi keripik pisang dan mampu membuka lapangan pekerjaan untuk warga di sekitar rumahnya. Ada juga yang bertanam umbi kimpul dan sudah menyuplai supermarket di sekitar tempat tinggal.

Guru hanya memfasilitasi murid-murid, apakah murid kita mau BMW (Bekerja Melanjutkan kuliah atau Wirausaha). Yang pasti murid-murid SMK wajib kita bekali dengan jiwa usaha.

Penulis : Wendy Puspitasari, S.Si., Guru Matematika SMKN H. Moenadi, Ungaran