Melayani dengan Hati

Manusia dipersenjatai chemistry tertentu untuk menjaga keseimbangan diri, dan orang lain. Ada 4 neurochemical yang bekerja di tubuh manusia endorphin, dopamin, serotonin dan oksitosin yang berkontribusi kepada perasaan positif, dan merupakan bagian dari kebahagiaan manusia.

Sebagai lulusan Kimia, dari literatur yang saya baca, Endorfin dan dopamin adalah zat kimia yang bisa disebut sebagai zat kimia yang selfish. Kedua zat ini diproduksi ketika kita berjuang mencapai sesuatu. Endorfin mengelabui kesakitan fisik dengan kesenangan, dan memproduksi euforia pada saat seorang pelari berjuang mencapai titik finish. Selanjutnya, bila kita mengalahkan lawan, mencapai titik finish, menyelesaikan proyek atau memenangkan negosiasi, dopamin bekerja dan mempengaruhi darah, membuat wajah kita memerah, dan merasakan kepuasan

Sementara serotonin dan oksitosin adalah zat kimia yang disebut selfless. Serotonin adalah manifestasi molekul yang memunculkan rasa bangga kalau kita menghormati dan dihormati oleh orang lain. Jauh di dasar hati, kita butuh dicintai oleh orang-orang sekelompok kita, persis sama dengan perasaan cinta antara anak dan orang tua, guru dan murid, serta suami dan istri. Oksitosin bekerja untuk mempromosi empati dan rasa percaya, sehingga terbentuk hubungan yang harmonis. Semakin kita saling percaya, semakin oksiosin kita mengalir sebagai chemical of love. Semakin deras aliran oksitosin dalam diri seorang pemimpin, maka semakin besar potensinya untuk disukai. Semakin disukai, semakin ia melindungi para anak buah, dan semakin kuat pertahanan tim tersebut.

Jika kita belajar budaya perusahaan, maka nama ini akan muncul sebagai top mind. Siapa itu? Zappos. Zappos lebih dikenal sebagai perusahaan retail yang menjual sepatu dan berbagai produk lainnya di ranah internet. Tetapi berbeda dengan toko retail lainnya, kehebatan pelayanan Zappos membuat hampir semua orang yang dilayaninya kemudian menjadi pelanggan sejati. Semua itu lahir berkat sentuhan CEO Tony Hsieh yang memiliki visi nan unik.

Tony menempatkan kultur alias budaya yang hidup dalam perusahaan sebagai ruh utama dari perusahaan tersebut. Sistem budaya kerja yang unik dan sangat memanusiakan itulah yang membuat Zappos terus berkembang hingga sekarang. Dengan cara itu, semua orang yang bekerja di perusahaan ini merasa sangat nyaman sehingga lahirlah berbagai inovasi dan ide-ide besar bagi perusahaannya. Bagi Zappos, ruh utama perusahaan adalah pada budaya yang dibangun di dalamnya. Faktanya, perusahaan ini sukses dan menjadi perusahaan dunia hingga sekarang.

Apa kata kuncinya? Frasa itu adalah empati. Empati adalah kemampuan umtuk mengenali dan berbagi rasa dengan sesama. Pemimpin harus belajar mendengar dan melihat kebenaran, dan tidak membawa nasib orang lain ke dalam kesulitan hidup. Tetapi, mampu menciptakan peluang sukses buat kehidupan setiap orang. Pemimpin harus belajar membuat keputusan berdasarkan logika yang cerdas, emosi yang cerdas, dan pikiran yang rasional, untuk menciptakan kemudahan dan kebaikan buat semua orang. Pemimpin harus belajar menjadi mentor yang bijak buat orang-orang disekitarnya, serta menjadi inspirator yang mampu menyebarkan gairah hidup dan motivasi, untuk memberikan nilai-nilai kemenangan hidup ke dalam hati setiap orang.

Berempati tidak melenyapkan kedirian kita. Perasaan kita sendiri takkan hilang ketika kita mengembangkan kemampuan untuk menerima pula perasaan orang lain yang juga tetap menjadi milik orang itu. Apabila seorang pemimpin merasakan bahwa mengembangkan potensi orang lain merupakan tanggung jawab, maka dirinya akan merasa bangga dan bahagia melihat orang lain berhasil. Inilah salah satu kelebihan pemimpin yang memiliki sifat empati yaitu dirinya bahagia melihat keberhasilan orang lain.

Seleksi ASN PPPK bagi teman-teman Guru Honorer sebagai sarana kita mengasah empati. Setelah bekerja bersama bertahun-tahun, nasib mereka akan ditentukan oleh seleksi ini. Akan tetap lanjut bekerjasama dengan naik status sebagai ASN PPPK atau berpisah jalan karena gagal lolos. Maka kewajiban kita sebagai pemimpin untuk memberikan pendampingan, motivasi dan terus memompa semangat mereka guru honorer berjuang mengubah nasibnya.

Zappos percaya bahwa hubungan antar manusialah di atas segalanya. Di sinilah kekuatan pemimpin dengan empati bekerja. Pemimpin yang bukan sekedar menunjukkan tanggung jawabnya dalam mencapai tujuan, paling pandai dan paling berkualitas, tetapi pemimpin yang bisa membangun circle of safety, suatu budaya di mana manusianya merasa terlindung.

Pelajaran pertama yang perlu kita yakini adalah bahwa kita perlu orang lain. Sukses kita tergantung pada orang orang yang bekerja sama dengan kita, yaitu orang-orang yang bervisi sama dan sudah mendukung kita. Tugas pemimpin adalah membuat mereka berfungsi sesuai kapasitasnya dan tetap bahagia.

Semoga teman-teman GTT SMKN 1 Tuntang tetap bahagia dalam mempersiapkan diri menghadapi seleksi ASN PPPK.

Ardan Sirodjuddin, Kepala SMKN 1 Tuntang Kabupaten Semarang