Pembimbingan Regulasi Diri Menghadapi Tatanan Kehidupan Baru

Kegiatan belajar mengajar secara tatap muka pastinya tidak mungkin ditinggalkan terlalu lama, anak – anak perlu didisiplinkan menghadapi rutinitas sekolah kembali. Mengutip keterangan Mendikbud nantinya pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah akan dilakukan secara bertahap untuk setiap jenjang pendidikan dengan tetap mempertimbangkan aspek yang ada. Bukan tidak mungkin hal ini akan menimbulkan kecemasan, kecanggungan dalam diri siswa.

Dalam hal ini BK hadir mengedukasi siswa membantu menghadapi tiap perubahan selama pandemi. Guru BK mempersiapkan bahan bimbingan layanan dasar yang bersifat informatif melalui media teknologi bagi siswa dan juga orang tua. Tujuannya untuk membentuk regulasi diri dalam rangka kembali ke sekolah dalam tatanan kehidupan baru.

Regulasi diri adalah dorongan atau kekuatan internal diri sesorang untuk bertindak atas dasar kesadaran sendiri dan bukan suruhan atau karena adanya sanksi/hukuman. Dalam hal ini adalah dorongan berlatih menumbuhkan atau membentuk kesiapan siswa dan orangtua dalam tatanan kehidupan baru, cara berpikir, sikap dan penguatan kecenderungan bertindak agar siswa terkondisi menerapkan protokol kesehatan. Diantaranya selalu menjaga kebersihan tangan apalagi apabila menyentuh daerah wajah, sering cuci tangan atau memakai hand sanitizer, masker wajib dipakai terutama bila berkegiatan di luar rumah atau di sekolah, jaga jarak minimal 1 meter dan selalu hindari kerumunan. Gaya hidup sehat sangat penting diterapkan; seperti pola makan gizi seimbang, minum air mineral yang cukup, rutin olahraga dan istirahat atau tidur yang cukup dan berkualitas.

Apabila hal ini telah mampu diterapkan selanjutnya orangtua merasa yakin untuk menitipkan anak – anak kembali ke sekolah dan bahwa sekolah aman serta siap menjadi wadah kegiatan siswa menuju pribadi yang aktif dan produktif kembali.

Bergesernya metode konseling tatap muka menjadi via daring justru memberikan banyak kesempatan bagi guru BK untuk menjangkau siswa dan tetap terhubung dengan siswa dalam pemecahan masalah. Dengan memanfaatkan cyber counseling Guru BK di SMK Negeri 5 Semarang, melakukan beberapa assesment atau penggalian data kebutuhan peserta didik dan memberikan motivasi bagi siswa dalam kondisi seperti ini. Karena tidak sedikit siswa yang belum paham dalam mengelola pembelajarannya sendiri dengan kata lain lebih bertanggung jawab dalam pembelajaran jarak jauh ini, dapat mengontrol sikapnya, memanajemen waktu dirumah atau mengatasi hambatan belajar daringnya sampai kepada menyelesaikan tugas – tugas tepat waktu.

Penting ditekankan apabila pembelajaran tatap muka telah benar – benar diterapkan kembali, fungsi utama pemakaian gadget adalah sebagai sumber belajar, bukan hanya melulu hiburan. Kemudian regulasi diri yang terbentuk harapannya menginternalisasi dalam diri siswa menjadi pola hidup yang lebih baik, lebih sehat yang melekat dalam kehidupan sehari – hari.

 

Sawitri Mahartami, S.Psi, Guru Bimbingan Konseling SMKN 5 Semarang