BELAJAR dalam paradigma pendidikan di Indonesia bukan hanya untuk merubah perilaku Siswa namun juga untuk membentuk karakter Siswa itu sendiri. Secara akademik, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak yang tujuannya mengembangkan kemampuan Siswa untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara yang baik dan mewujutkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter mencakup tiga unsur yaitu pengetahuan, perasaan dan tindakan. Secara umum pendidikan karakter memiliki sejumlah fungsi diantaranya: mengembangkan potensi dasar manusia agar menjadi individu yang berhati, berpikiran dan berperilaku baik. Membangun dan memperkuat perilaku masyarakat Indonesia yang multikultural, membangun dan meningkatkan peradapan bangsa yang kompetitif dalam hubungan internasional.
Penanaman pendidikan karakter harus dimulai sejak usia dini. Maka keberhasilan pendidikan karakter akan menjadi pondasi yang baik untuk membangun kepribadian Siswa pada jenjang pendidikan berikutnya dan juga pada kehidupan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, peran Guru sangatlah penting dalam menumbuh kembangkan karakter positif bagi Siswa. Selama ini pendidikan karakter ditanamkan pada mata pelajaran PPKn. Dengan demikian Guru merasa bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter khususnya Siswa di SMK Negeri 10 Semarang.
Pembelajaran PPKn di sekolah tidak hanya dimaksudkan untuk membekali Siswa agar menguasai PPKn dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari, namun lebih dari itu, pembelajaran PPKn dimaksudkan untuk membangun kepribadian Siswa agar memiliki karakter yang mulia. Beberapa contoh karakter yang dapat dibangun dan dikembangkan dalam pembelajara PPKn adalah sikap toleransi, kerjasama, mandiri, gotong royong, nasionalisme, cinta damai, disiplin, jujur dan taggung jawab. Penyelesaian soal atau masalah dalam pelajaran menuntut Siswa untuk mengerjakan dengan teliti, jujur tegas dan bertanggung jawab .
Langkah-langkah dalam pembuktian pelajaran PPKn harus didasarkan pada hal hal yang sudah diakui kebenarannya. Disinilah penanaman nilai-nilai Pancasila di terapkan pada Siswa setiap pembelajaran, mengajarkan sikap jujur disiplin dan tanggung jawab, sikap pantang menyerah dan percaya diri. Pembentukan Siswa berkarakter melalui pembiasaan yang baik secara berulang dilaksanakan di sekolah. Pembentukan karakter merupakan upaya pembimbingan perilaku Siswa agar mengetahui, mencitai dan melakukan kewajiban fokusnya pada tujuan etika melalui proses pendalaman apresiasi dan pembiasaan.
Dalam proses pembelajaran PPKn, Guru hendaknya menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sedemikian rupa sehingga Siswa dapat termotivasi untuk mempelajari memahami serta terlatih untuk bekerja secara mandiri maupun kelompok, bersikap kreatif , kritis, konsisten, berpikir logis, sistematis, menghargai pendapat, jujur serta bertanggung jawab. Sebagai contoh ketika Guru memberikan tugas kepada Siswa untuk menyelesaikan permasalahan, Siswa tersebut berusaha menyelesaikan tepat waktu dan benar-benar dikerjakan oleh Siswa itu sendiri, itu artinya Siswa tersebut memiliki rasa tanggung jawab, jujur, peduli dengan prestasi diri, menghargai Gurunya serta komitmen terhadap kewajiban yang harus dia selesaikan. Hal ini merupakan salah satu bagian kecil yang nyata bernilai sangat besar untuk membiasakan Siswa memiliki karakter mulia
Dengan demikian melalui pengembangan nilai-nilai karakter dalam diri Siswa khususnya dalam pembelajaran PPKn, mampu membentuk kepribadian Siswa karena proses berulang ulang yang merupakan kebiasaan sepanjang masa di sekolah mampu menciptakan generasi bangsa yang tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga unggul secara karakter . Pendidian Pancasila dan kewarganegaraan mampu memberikan kontribusi bagi pembentukan karakter Siswa melalui pembiasaan.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Dra. Sami, Guru Mapel PPKn
Editor: Tim Humas
Komentar Pengunjung