Berdasarkan hasil tes diagnotik diketahui bahwa Peserta Didik masih mengalami kesulitan dalam memahami materi kompetensi dasar pada mata pelajaran Pekerjaan Mesin Perkakas. Hal ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar Peserta Didik Kelas XI Teknik Pemesinan Kapal. Belum tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal teori perhitungan parameter pembubutan dan pengefraisan pada Kelas XI Teknik Pemesinan Kapal, memotivasi Penulis untuk memperbaiki proses pembelajaran inovatif khususnya pada mata pelajaran Pekerjaan Mesin Perkakas.
Salah satu tindakan perbaikan yang dilakukan melalui proses pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan hasil belajar Peserta Didik,. Penulis menggunakan model pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan saintifik. Penulis selaku Guru mata pelajaran Pekerjaan Mesin Perkakas menggunakan model pembelajaran PBL, secara spesifik bertujuan untuk: (1) meningkatkan hasil belajar Peserta Didik pada mata pelajaran Pekerjaan Mesin Perkakas, (2) upaya untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran inovatif dalam usaha untuk meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
Model pembelajaran PBL terdiri dari 5 tahap, yaitu (1) mengorientasi Peserta Didik pada masalah, tahap; (2) mengorganisasi Peserta Didik untuk belajar; (3) membimbing penyelidikan individual dan kelompok; (4) mengembangkan dan meyajikan hasil karya, (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Setelah menggunakan model pembelajaran PBL, proses pembelajaran menunjukkan peningkatan hasil belajar Peserta Didik melalui beberapa siklus yaitu Pada siklus I belum menunjukkan hasil yang optimal dalam meningkatkan hasil belajar, oleh karena itu dilakukan siklus II. Pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan antara lain pada siklus I yang tuntas belajar sebanyak 23 Peserta Didik dengan persentase ketuntasan klasikal 77,20% dengan nilai rata-rata kelasnya 75,25 dan pada siklus II banyaknya Peserta Didik yang tuntas adalah 36 Peserta Didik dengan persentase ketuntasan klasikal 100% dengan nilai rata-rata kelasnya 82,45%. Hipotesis tindakan dan indikator kinerja telah tercapai sehingga tidak perlu dilaksanakan siklus selanjutnya.
Dalam kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran PBL, Peserta Didik lebih aktif baik dalam berpendapat dan berkomunikasi melalui diskusi kelompok dan presentasi. Model pembelajaran ini efektif karena banyak aktivitas-aktivitas kegiatan yang dilakukan sehingga tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Peran Guru sangatlah penting untuk membiasakan Peserta Didik untuk belajar kelompok dalam menyelesaikan masalah atau tugas tertentu bagi keberhasilan belajarnya. Peserta Didik perlu dilatih untuk berani mengemukakan pendapat dan berinteraksi serta Guru memfasilitasi dengan memberikan kesempatan kepada Peserta Didik untuk bertanya dan menampilkan hasil pekerjaannya. Dan diharapkan Guru juga memberikan reward kepada Peserta Didik yang memperoleh hasil terbaik sebagai bentuk penghargaan dan memotivasi Peserta Didik lain untuk lebih baik dalam pembelajaran berikutnya.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Dian Primayanto, S.Pd., Guru Produktif TPK
Editor: Tim Humas
Komentar Pengunjung