Sehari Menjadi Karyawan: Challenge Untuk Calon Pengurus OSIS SMKN 11 Semarang

“Baru-baru ini, saya dipercaya untuk bekerja sebagai fotografer dan desainer grafis paruh waktu sebuah unit bisnis yang bergerak di bidang F&B (Food & Beverage) bernama GenZ Corp untuk menyelesaikan challenge ke-4 dari Pak Diyarko. Saya bertanggung jawab terhadap pengambilan dan pengolahan gambar. Selama bekerja saya menambah wawasan dan pengalaman menjadi fotografer, memahami kemauan dari klien, bekerja dalam sebuah tim, belajar memenuhi tenggat waktu, dan lain-lain. Saya merasa bahwa jerih payah saya dihargai dan bermakna untuk orang lain. Pemilik usaha pun merasa terbantu dan puas terhadap hasil yang saya kerjakan. Pengalaman bekerja saya ini melatih saya untuk siap terjun di dunia kerja,” ungkap Marshall selaku calon ketua dan wakil OSIS ketika mendeskripsikan pengalamannya melaksanakan tantangan keempat. Semua kandidat melaksanakan tantangan ini dengan baik.

Di sisi lain Corina memilih bekerja part time di sebuah kafe. “Selamat malam Pak, saya Corina Sansekar Anindita X DKV 8 sebagai kandidat pertama, akan melaporkan challenge terakhir yaitu mencoba melamar kerja dan mengambil part time di kafe. Saya melamar kerja di kafe kecil di dekat rumah, awalnya memang canggung tapi kemudian menjadi seru karena saya menambah ilmu dan wawasan. Selain seru, bekerja part time juga cukup melelahkan,” ungkap Corina. Menurutnya setelah melaksanakan tantangan keempat bisa mengambil hikmah bahwa bekerja tidaklah mudah, kita harus melawan rasa malas. Ada pula kiriman dari siswa lain. “Foto ini adalah kegiatan saat sedang bekerja di angkringan. Saya sedang menggoreng dan mencuci piring. Menurut saya kegiatan ini cukup melelahkan tapi saya juga senang karena saya bisa belajar bekerja. Hikmah yang saya rasakan yakni bekerja tidak segampang yang dipikirkan, tapi kita harus tetap berusaha dan menjalankan pekerjaan itu dengan baik dan sepenuh hati agar merasa pekerjaan itu menjadi menyenangkan,” ungkap Siska Ayu.

“Pada tanggal 18 Maret 2023 saya dapat menyelesaikan challenge keempat dari Bapak Diyarko selaku Waka Kesiswaan SMKN 11 Semarang dengan bekerja sebagai Barista di suatu coffee shop yang jaraknya tidak jauh dari rumah saya. Menjadi Barista merupakan salah satu profesi yang saat ini menjanjikan dan sangat dibutuhkan oleh cafe ataupun restaurant di Indonesia. Sekarang banyak sekali yang mendapatkan pekerjaan tetap dengan menjadi Barista karena gajinya cukup. Tentu ini menjadi peluang yang sangat baik bagi kalian yang tertarik dan siap berkecimpung di dunia perkopian. Namun, bekerja sebagai Barista tidaklah mudah. Jika kalian berpikir bahwa pekerjaan Barista itu sesimpel membuat kopi sachet di rumah yang cukup menaburkan bubuk kopi dalam cangkir lalu menyiramnya dengan air panas, realitanya menjadi Barista tak sesimpel itu. Barista harus bisa mengoperasikan mesin pembuat kopi, belum lagi menghafal resep kopi yang rumit dengan kalibrasi yang akurat, apalagi untuk seni late. Terlepas dari hal itu saya merasa tertantang sekaligus gembira karena mampu berkecimpung di bidang perkopian ini. Berkat menjadi Barista saya dapat mengetahui bagaimana cara untuk mengoperasikan mesin kopi juga bisa melihat proses pembuatan kopi yang masih berbentuk biji hingga menjadi bubuk kopi. Barista yang bekerja di coffee shop memiliki tanggung jawab yang tidak sekadar meracik kopi, tapi juga merawat alat pengolahan biji kopi sekaligus dapat berkomunikasi dengan pelanggan secara baik dan sopan. Hal tersebut semua saya dapatkan dengan bekerja di coffee shop ini dan tentunya menjadi pengalaman baru untuk saya. Dari sini saya mampu belajar menjadi pribadi yang lebih disiplin, profesional, dapat bertanggung jawab,” ungkap Chairala sebagai calon ketua dan wakil OSIS.

“Pertama yang saya lakukan ialah melamar pekerjaan dengan ibu pemilik warung untuk sehari. Saya bekerja sebagai pencuci piring, dikarenakan pelayan sudah ditempati. Butuh waktu untuk menerima posisi tersebut tetapi keberhasilan itu mulai dari nol dan saya pun menyanggupinya. Warung tersebut buka dari jam 8 pagi sampai jam 12 siang, saya sudah siap dari jam 8 pagi. Memang pekerjaan ini tidaklah terlalu sulit, tetapi dengan hal itu saya bisa menghasilkan uang dengan jerih payah sendiri. Dengan challenge keempat ini saya dapat mengambil pelajaran yaitu tidak mudah dalam sebuah pekerjaan, meskipun saya melamar pekerjaan di warung tetapi saya rasa semua pekerjaan memiliki rasa lelah yang sama. Ini pengalaman pertama bekerja, jadi saya harus mengoptimalkan kinerja saya agar tidak melakukan kesalahan, saya harus memiliki passion agar ke depannya bisa bekerja dengan baik dimulai dari hal kecil hingga ke cita-cita saya di masa depan,” ungkap Savira.

“Hari Minggu, 19 Maret 2023, bertempat di toko seragam Ibu Fatimah, Kauman, saya membantu melayani pembeli. Dibutuhkan pelayanan yang baik mulai dari jenis baju, ukuran, dan kualitas yang diinginkan pelanggan. Dari hasil pengamatan, kesimpulannya adalah pelanggan akan kembali lagi jika pelayanan kita memuaskan. Yang harus dilakukan untuk membuat pelanggan suka belanja adalah jika kita menerapkan 3S, senyum, sapa, siaga. Jika pelayanan kita baik, maka pelanggan akan kembali lagi suatu saat nanti, dan dia akan menceritakan pengalaman baik tersebut ke orang lain sehingga semakin banyak pelanggan yang datang karena rekomendasi tersebut,” ungkap Muhammad Nabil usai melakukan challenge ke-4.

“Tanggal 19 Maret 2023 saya menyanggupi challenge ke-4 dari Bapak Diyarko selaku Waka Kesiswaan yaitu untuk melamar dan bekerja. Saya memutuskan untuk melamar di toko dan bekerja sebagai penjaga toko. Pada saat awal bekerja saya harus menyesuaikan bagaimana cara melayani pelanggan dan pada akhirnya saya terbiasa dengan melayani pengunjung. Saya pribadi sangat senang dengan pengalaman ini, apalagi ini pertama kali saya bekerja secara offline, saya harap saya bisa melakukannya lagi di lain kesempatan. Saya belajar banyak dari pengalaman ini, seperti bagaimana untuk bersikap di depan pelanggan contohnya tersenyum dan bersikap ramah, saya juga belajar untuk menghitung total produk yang dibeli pelanggan dengan teliti dan detail,” ungkap Hadasa.

Itulah salah satu tantangan yang diberikan sebagai calon ketua dan wakil OSIS di SMK Negeri 11 Semarang yaitu meskipun sehari harus bekerja sebagai karyawan. Mengapa hal ini saya berikan tantangan kepada mereka? Sebagai calon pemimpin harus berani berangkat dari awal sebagai karyawan. Mereka harus mampu berkomunikasi ketika melamar, ketika bekerja, mampu menjalani pekerjaan sebagai pelayan yang baik. Ketika menjadi pemimpin diawali dari bawah maka ketika memimpin tidak akan arogan, karena sudah mengalami menjadi bawahan. Ketika menjadi pemimpin bukan sebagai bos yang bisanya selalu menyuruh, namun akan menjadikan pemimpin yang mampu melayani dengan baik.

Penulis            : Diyarko, M.Pd., Guru SMKN 11 Semarang

Editor              : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang