Salah satu budaya positif yang saat ini rutin dilaksanakan oleh SLB Negeri Ungaran adalah melaksanakan apel pagi. Apel pagi dipimpin oleh kepala sekolah bertujuan untuk meningkatkan kedisiplinan, kebersamaan guru dan memberikan informasi seputar kepegawaian serta informasi terkait dengan pembelajaran maupun kegiatan di sekolah. Namun pada bulan Ramadhan 1445 H tahun ini ada yang berbeda pada pelaksanaan apel pagi di SLB Negeri Ungaran. Jika biasanya apel pagi bagi guru dilaksanakan dengan berdiri di halaman sekolah, maka selama bulan ramadhan tahun ini apel pagi dilaksanakan di ruang guru, duduk di kursi masing-masing. Bukan hanya kepala sekolah yang mengisi apel pagi, tetapi juga ditambah dengan kegiatan kuliah tujuh menit atau kultum Ramadhan yang diisi secara bergilir oleh para guru sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kegiatan kultum Ramadhan pada apel pagi di SLB Negeri Ungaran ini merupakan kegiatan yang baru pertama kali dilakukan atas usulan dari kepala sekolah yakni Ibu Wiji Rahayu, S.Pd. Beliau menugaskan kepada guru agama Islam Bapak Fauzul Andim, S.Pd.I., untuk menyusun jadwal bagi guru-guru yang akan mengisi kultum. Adapun tema kultum bebas tidak hanya membahas masalah keagamaan saja, tetapi para guru dapat membahas masalah-masalah aktual seputar kehidupan maupun masalah terkait dengan pembelajaran.
Kegiatan kultum ramadhan khusus bagi guru sejatinya memiliki tujuan untuk menyemarakkan kegiatan ramadhan di SLB Negeri Ungaran. Adanya kultum ramadhan secara tidak langsung juga memberikan kesempatan bagi para guru yang bertugas untuk mengembangkan potensi dan mengasah kemampuan berbagi ilmu, pengetahuan serta praktik baik kepada sesama rekan guru. Ada beberapa manfaat dan nilai positif yang bisa didapatkan guru dalam kegiatan kultum ramadhan yang dilaksanakan di SLB Negeri Ungaran. Pertama, memberikan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan kompetensinya yaitu untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada teman guru lainnya. Kedua, sarana untuk mengasah keberanian dan kemampuan guru dalam berbicara di depan umum atau public speaking. Ketiga, sarana untuk belajar lebih giat. Sadar atau tidak guru yang bertugas memberikan kultum ramadhan harus menyiapkan diri baik mental maupun materi yang akan disampaikan. Itu artinya seorang guru harus terus belajar dan tidak boleh berhenti meskipun ia sudah menjadi guru. Sedangkan bagi para guru lain yang tidak bertugas menjadi narasumber kultum ramadhan, momentum tersebut dapat dijadikan sarana untuk memperoleh tambahan ilmu pengetahuan. Menjelang berakhirnya kegiatan ramadhan di SLB Negeri Ungaran, Ibu Wiji Rahayu, S.Pd., selaku kepala sekolah berharap kegiatan tersebut dapat menjadi agenda rutin yang dilaksanakan selama bulan ramadhan. Selain itu, beliau juga menyampaikan harapan bahwa yang bertugas mengisi kultum ramadhan untuk tahun selanjutnya tidak hanya diisi oleh guru PAI dan guru senior saja, melainkan juga semua guru SLB Negeri Ungaran tentunya dengan tema-tema yang lebih variatif dan menarik.
Penulis : Fauzul Andim, Guru SLBN Ungaran
Editor : Nurul Rahmawati, M.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang
Komentar Pengunjung