PAI Berbasis Games Based Learning: Permainan Memorizing Madnezt

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam atau PAI saat ini dihadapkan pada tantangan yang cukup kompleks, terutama dalam menghadapi karakteristik generasi Z. Generasi Z dikenal sebagai digital native, yaitu generasi yang tumbuh dengan kemajuan teknologi sejak usia dini. Mereka cenderung lebih tertarik pada pembelajaran yang interaktif, visual dan berbasis teknologi. Hal ini menuntut guru untuk terus berinovasi dalam menciptakan metode pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan dan karakteristik siswa masa kini. Tantangan ini juga dirasakan oleh seorang guru PAI di SMK Negeri 1 Pringapus yang menciptakan sebuah inovasi pembelajaran berbasis games dinamakan ‘Memorizing Madnezt.’ Inovasi ini dirancang untuk membantu peserta didik membaca, menghafalkan dan menulis ayat Al-Qur’an dengan pendekatan yang menyenangkan dan interaktif. Memorizing Madnezt sejalan dengan prinsip pembelajaran berpusat pada anak sebagaimana diamanatkan dalam kurikulum terbaru yang dirilis oleh Kemendikdasmen. Kurikulum ini menekankan pentingnya menciptakan pembelajaran yang relevan, aktif dan bermakna bagi peserta didik. Permainan ini memfasilitasi siswa untuk belajar secara kolaboratif dan aktif melalui aktivitas yang melibatkan interaksi antar teman dan pengambilan keputusan.

Memorizing Madnezt terdiri dari dua level utama yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan membaca, menghafal dan menulis ayat Al-Qur’an secara berkelompok. Pada level pertama, peserta didik diajak untuk mengikuti tantangan estafet sambung ayat. Setiap anak diminta menuliskan ayat yang telah mereka hafalkan secara estafet bersama teman-teman dalam kelompok mereka. Aktivitas ini tidak hanya melatih hafalan tetapi juga memperkuat kerja sama tim dan tanggung jawab individu dalam kelompok. Setiap keberhasilan menulis ayat memberikan poin kepada kelompok sebagai motivasi tambahan. Level kedua adalah peta jalan, di mana terdapat kertas-kertas berisi pertanyaan seputar ayat yang telah dibahas dan dihafalkan. Siswa harus melewati peta jalan yang telah dibuat tanpa menginjak kertas pertanyaan. Jika mereka menginjak kertas, maka wajib menjawab pertanyaan yang ada di atasnya. Aktivitas ini melatih konsentrasi, ketangkasan dan pemahaman materi secara mendalam.

Inovasi ini menawarkan sejumlah keunggulan yang signifikan. Pertama, permainan ini mempermudah proses hafalan dan penulisan ayat Al-Qur’an. Dengan pendekatan yang menyenangkan, anak-anak menjadi lebih antusias dalam belajar. Visualisasi dan audio berkualitas tinggi membantu mereka memahami makna serta pelafalan ayat secara lebih baik. Kedua, Memorizing Madnezt meningkatkan keaktifan anak selama pembelajaran. Sistem penghargaan digital memotivasi mereka untuk terus belajar dan menyelesaikan tantangan yang ada. Ketiga, permainan ini berhasil mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran agama. Anak-anak diajak memanfaatkan teknologi secara positif, sementara guru dapat memantau perkembangan mereka melalui fitur laporan otomatis yang tersedia dalam permainan. Keempat, aktivitas menghafal, membaca dan menulis dalam permainan ini melatih kemampuan kognitif dan motorik anak secara bersamaan. Daya ingat, konsentrasi, serta koordinasi tangan dan mata mereka juga ikut terasah.

Hasil penerapan Memorizing Madnezt menunjukkan dampak positif yang signifikan. Mayoritas peserta didik merasa lebih mudah memahami dan menghafal ayat Al-Qur’an. Mereka juga menunjukkan peningkatan dalam kepercayaan diri saat menulis ayat dengan struktur huruf yang benar. Pembelajaran menjadi lebih hidup, tidak monoton dan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi anak-anak. Dengan suasana belajar yang interaktif, anak-anak lebih bersemangat untuk terus mengikuti proses pembelajaran. Secara keseluruhan, inovasi pembelajaran berbasis games seperti Memorizing Madnezt menjadi solusi yang efektif dalam menghadapi tantangan pembelajaran agama Islam di era modern. Permainan ini tidak hanya membantu anak-anak membaca, menghafal dan menulis ayat Al-Qur’an, tetapi juga menciptakan suasana belajar yang interaktif dan menyenangkan. Dengan pengembangan lebih lanjut, diharapkan permainan ini dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam pendidikan agama Islam, sehingga semakin relevan dan diminati oleh generasi muda. Inovasi ini selaras dengan upaya Kemendikdasmen dalam membangun ekosistem pendidikan yang adaptif terhadap perkembangan zaman, berpusat pada anak dan berorientasi pada pengembangan kompetensi holistik.

 

Penulis : Ajeng Virga Sawitri Maro, S.Pd., Guru SMKN 1 Pringapus

Editor  : NurulRahmawati, S.Pd., Guru SMKN 1 Tuntang