Seberapa Mahir Kemampuan TIK Anda Sebagai Guru Matematika?

Pada zaman ini kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh teknologi. Kehidupan manusia banyak dibantu oleh produk-produk teknologi informasi dan komunikasi (TIK) tak terkecuali dunia pendidikan. Misalkan dalam mencari informasi, seseorang akan menggunakan teknologi dalam pencarian tersebut. Salah satu pertimbangan menggunakan teknologi dalam membantu suatu kegiatan kehidupan sehari-hari adalah karena efisiensi. Tuntutan global mempengaruhi dunia pendidikan untuk senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam peningkatan mutu terutama penyesuaian penggunaan dalam proses pembelajaran.

Institusi pendidikan di Indonesia pun mulai berlomba-lomba memanfaatkan berbagai macam produk TIK untuk pendidikan dengan infrastruktur hardware, jaringan internet, pengadaan software, dan lain sebagainya. Pengembangan tersebut dilakukan dalam usaha memenuhi kebutuhan akan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien demi meningkatkan kompetensi peserta didik.

Pemanfaatan TIK memungkinkan pendidikan menjadi lebih bersifat luwes (fleksibel) dan dapat diakses oleh siapapun yang memerlukan bahkan tanpa memandang usia maupun pengalaman pendidikan sebelumnya, lebih mudah dalam mencari sumber belajar, lebih banyak pilihan untuk mendesain pembelajaran, serta makin meningkatnya peran multimedia dalam kegiatan pembelajaran.

Terlepas dari kebermanfaatan yang ditawarkan, perkembangan TIK yang cepat perlu ditanggapi dengan kemampuan yang mumpuni dalam rangka pemanfaatan dalam bidang pendidikan. Guru memegang peranan penting dalam hal tersebut. Peningkatan sumber daya guru dalam pemanfaatan berbagai kemudahan yang disediakan oleh TIK merupakan hal wajib untuk meningkatkan kualitas pembelajaran peserta didik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Miliziar dan Fan (2019), guru matematika di Indonesia tidak memiliki cukup pengetahuan dalam bidang TIK maupun penggunaannya dalam pembelajaran. Oleh karena itu, hal-hal yang berkaitan penting untuk dibahas. Bahasan dalam makalah ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan masukan untuk pihak terkait sehingga pengetahuan guru matematika di Indonesia tentang TIK dan penggunaannya dalam pembelajaran menjadi lebih baik.

Penelitian terkait pengembangan TIK banyak dilakukan dalam dunia pendidikan. Hasil penelitian Tossavainen & Faarinen (2019) di Swedia mengungkapkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap motivasi peserta didik apabila pembelajaran konvensional dengan pembelajaran menggunakan TIK dibandingkan. Peserta didik kelas lima dan enam di Swedia menjadi termotivasi untuk belajar matematika menggunakan TIK. Secara umum laki-laki menujukkan motivasi yang lebih tinggi dalam pembelajaran matematika menggunakan TIK dibandingkan perempuan. Berdasarkan penelitan Li & Ma (2010), penggunanan TIK berpengaruh positif terhadap pencapaian matematika peserta didik. Dalam penggunaannya di sekolah di mana guru menggunakan pendekatan konstruktivis menunjukkan efek yang lebih besar pada pencapaian matematika dibandingkan dengan menggunakan pendekatan konvensional. Dengan kata lain, pendekatan konstruktivis memfasilitasi teknologi untuk mempengaruhi pembelajaran matematika. Galimova et al. (2019) juga mengatakan bahwa TIK dan teknologi digital merupakan salah satu alat pembelajaran yang terkemuka.

Pemanfaatan TIK juga bisa membantu kemampuan modelling (pemodelan). Riset Molina-Toro, Rendón-Mesa, dan Villa-Ochoa (2019) menemukan bahwa teknologi membantu berbagai fase dari proses pemodelan. Hal tersebut terjadi karena teknologi diintegrasikan sebagai sebuah sumber belajar dalam proses pemodelan. Selain itu teknologi juga berperan dalam mereorganisasi dalam proses pemodelan yang dinamis.

Inovasi TIK berupa produk-produk yang dimanfaatkan para pendidik terus dikembangkan dalam implikasinya terhadap pembelajaran peserta didik. Beberapa produk yang telah dikembangkan di antaranya AR (Augmented Realty), website learning, software learning, juga konsep belajar menggunakan blended learning. Para peneliti terus mencoba mengetahui beberapa manfaat yang bisa ditimbulkan produk-produk tersebut dalam pembelajaran matematika.

Salah satu masalah peserta didik dalam pembelajaran matematika adalah keabstrakan materi yang ada. Hal tersebut membuat siswa sulit untuk mengilustrasikan secara mandiri konsep yang diajarkan guru. Keterbatasan ilustrasi fisik dan visual tersebut dapat dibantu dengan penggunaan AR. Produk TIK ini menawarkan pemahaman kombinasi kedua hal tersebut (Bujak et al., 2013). Teknologi ini dapat menghubungkan realita dan matematika dalam kelas serta menanamkan konsep bagi peserta didik. Penelitian Bujak et al. (2013) memberikan kerangka berpikir untuk memahami pembelajaran menggunakan AR dari tiga sudut pandang yaitu fisik, kognitif, dan kontekstual. Secara fisik AR dapat memberikan interaksi kepada peserta didik mengenai objek matematika yang direpresentasikan sehingga membantu mereka untuk mendapatkan pengalaman dalam mengontrol kegiatan belajarnya.  Secara kognitif pengalaman belajar AR dapat menyelaraskan informasi yang disajikan dengan perhatian siswa yang membantu mengoneksikan bagian simbolik atau abstrak matematika dengan objek fisik. Secara konstekstual pembelajaran AR dapat mendorong peserta didik untuk mengoneksikan objek virtual yang disajikan secara kolaboratif berdasarkan perspektif mereka. Ketiga aspek tersebut meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Terdapat pula produk TIK berupa blended learning, e-learning, dan mobile learning. Blended learning menawarkan program belajar yang berbeda dari pembelajaran konvensional karena mengandung teknologi digital daring. Program ini menekankan pada kesempatan yang lebih terhadap belajar mandiri yang tidak bergantung pada waktu, tempat, urutan, maupun kecepatan belajar. Borba et al. (2016) berpendapat bahwa teknologi digital menata ulang gagasan dalam kelas. Villarreal & Borba (2010) menunjukkan bagaimana papan tulis tidak selalu hanya berada di dalam kelas. Menggunakan e-learning, materi pembelajaran matematika dapat disajikan kepada siswa kapanpun mereka membutuhkannya.

Hal yang dekat dengan mobile learning adalah mobile technology yang membuka jalan pada generasi selanjutnya dan membuat pembelajaran terjadi kapanpun, di manapun, dan berpengaruh dalam konteks pembelajaran yang berbeda. Berdasarka hasil penelitian yang dilakukan oleh Taleb, Ahmadi, & Musavi (2015) mobile learning memiliki efek positif dalam memotivasi peserta didik untuk belajar matematika. Terdapat pula hubungan positif dan signifikan antara penggunaan mobile learning dan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran matematika. Teknologi ini dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan peserta didik dan memberikan kesempatan dalam penggunaan metode yang berbeda dalam belajar matematika.

Pendidikan berbasis website juga muncul sebagai produk TIK untuk membantu kegiatan pembelajaran. Salah satunya adalah yang diteliti oleh Sabirova, Fedorova, & Sandalova (2019) yaitu tentang fitur dan keuntungan penggunaan website UCHI.ru dalam pembelajaran matematika. Hasil peneletian yang didapat adalah pencapaian peserta didik yang menggunakan website UCHI.ru lebih tinggi daripada peserta didik yang tidak menggunakannya. Berdasarkan pendapat peneliti, UCHI.ru sangat membantu untuk mengajarkan matematika bagi anak berusia 8-9 tahun.

Terdapat pula penggunaan software yang dapat berperan dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan penelitian Al-Hilli (2018) penggunaan software yang diterapkan dalam pembelajaran matematika efektif dalam mengubah sikap peserta didik terhadap matematika. Hal tersebut dapat mengatasi kurangnya ketertarikan peserta didik untuk belajar matematika.

Perkembangan TIK menuntut para pendidik ikut serta “berevolusi” untuk bisa berjalan beriringan. Sedangkan kemampuan TIK guru-guru matematika di Indonesia masih tergolong rendah (Mailizar & Fan, 2019). Para guru matematika tidak memiliki cukup pengetahuan dalam bidang TIK maupun penggunaannya dalam pembelajaran. Dijelaskan bahwa pengetahuan terhadap komputer/laptop lebih tinggi daripada pengetahuan tentang graphic calculator. Selain itu pengetahuan para guru matematika terhadap software umum lebih tinggi daripada pengetahuan software matematika. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa guru memiliki pengetahuan yang rendah tentang sumber belajar daring di mana pengetahuan mereka tentang sistem manajemen pembelajaran (LMS) lebih rendah dari pengetahuan tentang sumber belajar daring. Hal tersebut mengindikasikan bahwa para guru matematika di Indonesia perlu untuk meninggkatkan pengetahuan software matematika karena pengetahuan terhadap tersebut berperan dalam mendesain dan mengimplementasikan pembelajaran matematika berbasis TIK di kelas.

Penggunaan teknologi dapat mempengaruhi proses pembelajaran matematika di antaranya adalah meningkatkan motivasi belajar, membantu kemampuan modelling, mengatasi keabstrakan matematika, mempermudah peserta didik dalam mengakses konten belajar (fleksibel), dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Inovasi pengembangan TIK dalam pembelajaran matematika juga harus diimbangi dengan kemampuan para pendidik (sumber daya manusia). Para guru matematika secara tidak langsung ditantang untuk dapat menggunakan beberapa produk TIK termutakhir serta mengaitkannya ke dalam pembelajaran matematika. Guru juga perlu mempertimbangan strategi yang efektif dan efisien dalam pemanfaatan produk TIK sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal. Kemampuan tersebut bisa ditingkatkan dengan diadakannya pelatihan terkait pemanfaatan TIK dalam pembelajaran matematika. Selain itu peserta didik perlu difasilitasi dalam penggunaan TIK sebagai sarana belajar. Mungkin keterbatasan sarana prasarana di sekolah tempat Anda merupakan suatu hambatan. Akan tetapi kita sebagai guru matematika tetap perlu berkembang selaras dengan perubahan zaman. Coba kita refleksikan kembali seberapa mahir kemampuan TIK kita sebagai guru matematika?

Ucapan terima kasih untuk sahabat saya Rian Efendi, M.Pd., Dosen Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Cenderawasih yang bekerja sama menulis artikel ini.

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Andhika Wildan Krisnamurti, S.Pd., Guru Mapel Matematika

Editor: Tim Humas