Metodologi Penelitian Sejarah Kota Lama Semarang dengan Inquiry Learning

Kota Lama Semarang adalah salah satu kawasan bersejarah di Indonesia yang memiliki nilai budaya, arsitektur, dan ekonomi yang tinggi. Kawasan ini merupakan saksi bisu perkembangan Kota Semarang sejak masa kolonial hingga kini. Namun, kawasan ini juga menghadapi berbagai permasalahan, seperti kerusakan bangunan, banjir, kemacetan, dan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian.

Penelitian sejarah adalah proses penyelidikan ilmiah yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasi, dan menyajikan fakta-fakta tentang masa lalu. Penelitian sejarah dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode, salah satunya adalah inquiry learning. Inquiry learning adalah pendekatan pembelajaran yang mengajak siswa untuk berperan aktif dalam mengajukan pertanyaan, mencari informasi, dan menemukan jawaban.

Tujuan dari artikel ini adalah untuk menjelaskan bagaimana melakukan penelitian sejarah Kota Lama Semarang dengan menggunakan inquiry learning. Artikel ini terdiri dari tiga bagian, yaitu: (1) desain penelitian, (2) implementasi penelitian, dan (3) hasil dan pembahasan penelitian.

Desain penelitian adalah tahap perencanaan yang meliputi rumusan masalah, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data⁴. Berikut ini adalah desain penelitian sejarah Kota Lama Semarang dengan menggunakan inquiry learning: (a) Rumusan masalah: Bagaimana perkembangan sejarah Kota Lama Semarang dari masa kolonial hingga kini? (b) Tujuan penelitian: Untuk mengetahui dan memahami perkembangan sejarah Kota Lama Semarang dari masa kolonial hingga kini. (c) Pertanyaan penelitian: (1) Kapan dan bagaimana Kota Lama Semarang didirikan? (2) Siapa saja tokoh-tokoh penting yang berperan dalam sejarah Kota Lama Semarang? (3) Apa saja peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Kota Lama Semarang? (4) Bagaimana kondisi sosial, ekonomi, politik, dan budaya Kota Lama Semarang dari masa ke masa? (5) Apa saja tantangan dan peluang yang dihadapi oleh Kota Lama Semarang saat ini? (d) Hipotesis penelitian: Kota Lama Semarang merupakan kawasan yang memiliki sejarah yang panjang dan beragam, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal, serta memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata sejarah dan budaya. (e) Sumber data: Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber primer dan sumber sekunder.

Sumber primer adalah sumber yang secara logis didapat dari orang pertama, peneliti, atau seseorang saksi⁴. Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen resmi, arsip-arsip, peta-peta kuno, foto-foto, dan wawancara dengan narasumber yang terkait dengan sejarah Kota Lama Semarang. Sumber sekunder adalah kesaksian dari siapa pun yang bukan merupakan saksi mata.

Sumber sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku, jurnal-jurnal, artikel-artikel, laporan-laporan, dan situs-situs internet yang membahas tentang sejarah Kota Lama Semarang. (f) Teknik pengumpulan data: Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, studi dokumen, observasi, dan wawancara. Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan cara membaca, mencatat, dan mengkaji sumber-sumber sekunder yang relevan dengan topik penelitian. Studi dokumen adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan, mengidentifikasi, mengkritik, dan menginterpretasi sumber-sumber primer yang berkaitan dengan topik penelitian⁴. Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara langsung objek penelitian, yaitu kawasan dan bangunan-bangunan bersejarah di Kota Lama Semarang⁴. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab secara lisan dengan narasumber yang memiliki pengetahuan atau pengalaman tentang sejarah Kota Lama Semarang. (g) Teknik analisis data: Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah historiografi. Historiografi adalah proses penulisan sejarah dengan cara menguraikan fakta-fakta yang telah ditemukan, menghubungkannya dengan konteks waktu dan tempat, serta memberikan penjelasan dan penilaian yang rasional dan objektif.

Implementasi penelitian adalah tahap pelaksanaan yang melibatkan aktivitas siswa dan guru dalam melakukan penelitian sejarah. Berikut ini adalah langkah-langkah implementasi penelitian sejarah Kota Lama Semarang dengan menggunakan inquiry learning: (1) Guru memperkenalkan topik penelitian, yaitu sejarah Kota Lama Semarang, dan memberikan gambaran umum tentang kawasan tersebut, seperti letak, luas, fungsi, dan ciri khasnya. (2) Guru membagi siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, dan memberikan tugas penelitian kepada setiap kelompok, yaitu meneliti sejarah Kota Lama Semarang dengan menggunakan inquiry learning. (3) Guru memberikan sumber belajar yang relevan kepada siswa, seperti buku-buku, jurnal-jurnal, artikel-artikel, laporan-laporan, situs-situs internet, dokumen-dokumen, arsip-arsip, peta-peta kuno, foto-foto, dan daftar narasumber yang dapat diwawancarai. (4) Siswa bekerja secara kooperatif dalam kelompok mereka untuk melakukan penelitian. Siswa melakukan inquiry learning dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan penelitian, mencari informasi dari sumber-sumber data, dan menemukan jawaban-jawaban penelitian. (5) Guru memantau dan membimbing siswa selama penelitian, serta memberikan umpan balik yang konstruktif dan tepat waktu. (6) Siswa membuat laporan penelitian yang berisi hasil penelitian, analisis, dan kesimpulan tentang sejarah Kota Lama Semarang. Siswa juga membuat hipotesis penelitian yang dapat diuji kebenarannya dengan data-data yang ada. (7) Siswa mempresentasikan hasil penelitian mereka di depan kelas, dan mendiskusikan temuan dan hipotesis mereka dengan kelompok lain. (8) Guru melakukan refleksi bersama siswa tentang proses dan hasil penelitian, serta memberikan penilaian akhir berdasarkan kriteria yang telah disiapkan.

Hasil dan pembahasan penelitian adalah tahap penyajian dan penjelasan tentang temuan dan hipotesis penelitian. Berikut ini adalah hasil dan pembahasan penelitian sejarah Kota Lama Semarang dengan menggunakan inquiry learning: (1) Kota Lama Semarang didirikan pada abad ke-17 oleh Belanda sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan di Jawa Tengah. Kota Lama Semarang memiliki arsitektur yang khas, yaitu gaya Eropa, Tionghoa, dan Jawa, yang mencerminkan pengaruh budaya yang beragam. (2) Tokoh-tokoh penting yang berperan dalam sejarah Kota Lama Semarang antara lain adalah Jan Pieterszoon Coen, yang mendirikan benteng pertama di kawasan tersebut pada tahun 1678; Thomas Stamford Raffles, yang mengubah tata kota dan membangun beberapa bangunan penting, seperti Gereja Blenduk dan Lawang Sewu, pada awal abad ke-19; dan Ki Mangunsarkoro, yang memimpin perlawanan rakyat Semarang melawan Belanda pada tahun 1945.

 

“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”

Penulis: Janto, S.Pd., Guru Mapel Sejarah

Editor: Tim Humas dan Literasi