Untuk meningkatkan kualitas hasil belajar dan membentuk karakter Siswa, dibutuhkan kerja sama yang baik, kreativitas, dan inovasi kegiatan pembelajaran yang optimal dan efektif. Guru dalam dunia pendidikan memiliki peran penting dan menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan Siswa yang cerdas dan berkarakter. Dengan demikian, mereka mampu menjadi manusia berguna di masa depan. Untuk mengupayakan hal tersebut, Guru perlu berupaya untuk menciptakan pembelajaran yang lancar, salah satunya dengan memilih model atau metode pembelajaran yang tepat.
Memilih model pembelajaran yang tepat dan media yang bisa diterima oleh Siswa menjadi salah satu sebab berhasilnya kegiatan pembelajaran. Karena dengan menguasai model pembelajaran dan memilih model yang tepat maka seorang Guru akan merasakan adanya kemudahan di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas sehingga tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran dapat tercapai dan tuntas sesuai dengan yang diharapkan karena penjelasan dan pemeragaan dari Guru semata tidak akan membuahkan hasil belajar yang optimal. Dan hasil belajar yang optimal hanya akan diperoleh jika proses pembelajaran yang dilakukan banyak melibatkan Siswa untuk beraktifitas serta mengembangankan kreatifitas yang dimiliki Siswa secara optimal. Proses pembelajaran pun akan menjadi aktif jika Siswa terlibat langsung dalam penyelesaian semua masalah yang diberikan oleh Gurunya. Model pembelajaran yang dipilih juga harus sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya.
Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan tertentu harus dipilih model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu memilih suatu model pembelajaran harus memiliki pertimbangan-pertimbangan, misalnya materi pelajaran, tingkat perkembangan kognitif Siswa, sarana prasana atau fasilitas yang tersedia sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai. Begitu juga dengan mata pelajaran Dasar-Dasar Teknik Mesin pada elemen Teknik dasar proses produksi pada bidang manufaktur dengan materi perkakas tangan dan bertenaga yang diberikan di kelas X semester gasal SMK Negeri 10 Semarang harus dipilih model yang tepat agar pembelajaran dapat tercapai.
Mata pelajaran Dasar-Dasar Teknik Mesin merupakan mata pelajaran dasar keahlian yang diberikan di kelas X, dengan delapan capaian pembelajaran yang harus dikuasai oleh Siswa. Salah satu capaian pembelajaran (elemen) yang diberikan adalah Teknik dasar proses produksi pada bidang manufaktur. Teknik dasar proses produksi pada bidang manufaktur meliputi praktik dasar yang terkait dengan seluruh proses produksi dan teknologi yang diaplikasikan dalam industri manufaktur, antara lain praktik dasar alat ukur, m peralatan angkat dan pemindah bahan, serta pengenalan teknik pemesinan, pengelasan, CAD, simulasi CAMCNC, 3D Printing, mould and dies, plastic moulding, jig and fixtures, dan sejenisnya.
Berdasarkan pengamatan di kelas, kebanyakan Siswa dalam melaksanakan pembelajaran Teknik dasar proses produksi pada bidang manufaktur masih kurang memahami terutama pada materi perkakas tangan dan bertenaga. Agar didalam pembelajaran tersebut Siswa lebih paham, jelas dan tentunya menyenangkan maka Guru memilih model pembelajaran yang sesuai dengan harapan mampu menstimulasi terciptanya dinamika pembelajaran yang sehat dan kondusif yang bermuara pada peningkatan mutu proses dan hasil belajar, memotivasi Siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemadirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis Siswa. Salah satu model pembelajaran yang digunakan adalah dengan model Think Pair Share (TPS)
Pembelajaran Think Pair Share (TPS) bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti berpikir, berpasangan dan berbagi, merupakan cara belajar yang didesain untuk Siswa agar mereka bisa terdorong ke dalam alur interaksi dan komunikasi. Think Pair Share (TPS) adalah salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk meningkatkan pola interaksi Siswa sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar Siswa. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) ini, Siswa dapat belajar secara berkelompok bersama teman-temanya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok. Metode Think Pair Share (TPS) diawali dengan penyajian materi secara klasikal, kemudian persoalan diberikan kepada Siswa yang bekerja sama dengan cara berpasangan (think-pairs), selanjutnya Siswa melakukan presentase kelompok (share).
Menurut Huda (2015), Think Pair Share (TPS) adalah model pembelajaran yang memberi waktu bagi Siswa untuk dapat berpikir secara individu maupun berpasangan. Metode ini memberikan waktu pada Siswa untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan atau permasalahan yang akan diberikan oleh Guru. Siswa saling membantu dalam menyelesaikan masalah tersebut dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing. Setelah itu dijabarkan atau menjelaskan di ruang kelas. Sedangkan, menurut Ngalimun (2017), Think Pair Share adalah model pembelajaran kooperatif dengan sintaks. Guru menyajikan materi klasikal, berikan persoalan kepada Siswa dan Siswa bekerja kelompok dengan cara berpasangan sebangku-sebangku (think-pairs), presentasi kelompok (share), kuis individual, buat skor perkembangan tiap Siswa, umumkan hasil kuis dan berikan reward.
Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan model pembelajaran yang dilakukan oleh Guru dalam menerapkan model Think Pair Share pada proses belajar mengajar anatara lain: Langkah Pendahuluan, pada langkah pertama pada saat awal pembelajaran, Guru harus bisa mendorong Siswa agar kegiatan pembelajaran bisa berjalan. Pada langkah ini Guru mempresentasikan materi dan aturan dari think pair share serta memberikan arahan waktu pada setiap sesi aktivitas model pembelajaran think pair share (TPS).
Langkah Think (Berpikir mandiri), tanda aktivitas pembelajaran think pair share sudah dilaksanakan adalah ketika Guru mempresentasikan materi atau pertanyaan kepada Siswa. Pada langkah ini, Siswa akan diberi kesempatan waktu untuk berpikir (think time). Di mana waktu tersebut dimanfaatkan untuk menjawab segala pertanyaan yang diberikan secara mandiri. Pada tahap ini Guru juga harus memahami kemampuan Siswa sebelum memberikan pertanyaan atau materi.
Langkah Pair (Berpasangan), pada langkah ini, Guru akan membuat grup belajar berpasangan. Guru memberikan arahan bahwa pembuatan grup belajar bisa teman sebangku atau teman lainnya agar pembelajaran bisa lebih efisien dan efektif. Selanjutnya Siswa akan melakukan diskusi tentang materi, persoalan dan mendapatkan jawaban setelah apa yang telah diutarakan oleh Guru.
Langkah Share (Berbagai), pada tahap ini Siswa akan mengutarakan jawabanya di depan kelas, ini bisa dilakukan secara individu atau dengan grup. Setiap Siswa akan mendapatkan nilai sesuai dengan hasil pemikiran yang telah mereka utarakan.
Langkah Penghargaan, pada langkah ini Siswa akan memperoleh apresiasi bisa berbentuk nilai. Ini harus berdasarkan pada apa yang telah mereka utarakan dari hasil diskusi.
Kelebihan dari model pembelajaran Think Pair Share (TPS) ini adalah Siswa bisa lebih proaktif dalam aktivitas pembelajaran, rasa tanggung jawab Siswa bisa terbangun, seperti saat menjawab dan mengutarakan sebuah pertanyaan. Hubungan antar Siswa bisa terbangun, cepat dalam membuat grup belajar karena hanya terdiri dari dua individu atau berpasangan. Rasa percaya diri Siswa terbangun, karena mereka dilatih berbicara di depan kelas. Dengan demikian kegiatan pembelajaran dapat berjalan lebih kondusif dan efektif karena Siswanya dituntut untuk aktif. Keseimpulannya adalah bahwa model pembelajaran Think Pair Share (TPS) sangat cocok digunakan untuk materi perkakas tangan dan bertenaga, elemen Teknik dasar proses produksi pada bidang manufaktur.mata pelajaran Dasar-dasar Teknik Mesin kelas X kompetensi keahlian Teknik Pemesinan Kapal di SMK negeri 10 Semarang.
“SMK Negeri 10 Semarang, dari Semarang untuk Indonesia”
Penulis: Hesti Sulistiyowati, S.Pd., M.Si., K3 TPK dan Guru Mapel DDTM
Editor: Tim Humas
Komentar Pengunjung